Saturday, December 25, 2010

Wolfgang Pikal, Austria yang Cinta Indonesia




Dirilis dari Detik.com by Okdwitya Karina Sari - detiksport.

Jakarta - Alfred Riedl bukanlah satu-satunya orang di belakang sukses timnas Indonesia saat ini. Jangan lupakan pula Wolfgang Pikal yang selalu setia membantu dan mendampingi sang pelatih.

Nama Pikal mulai populer seiring dengan kesuksesan yang dipetik timnas Indonesia belakangan ini. Dia sering tampil dan berbicara di muka media.

Pikal merupakan salah satu elemen penting dari keberhasilan Riedl mengarsiteki tim 'Merah Putih. Tak sekadar hanya mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan yang terjadi di atas lapangan hijau namun Pikal punya tugas ganda dengan menjadi "juru bicara" bos-nya.

Riedl memang dikenal kurang suka menghadiri konferensi pers. Makanya ia mengutus dan mempercayakan kepada Pikal yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang bagus.

"Dia tahu kemampuan bahasa Indonesia saya cukup bagus dan saya juga tahu tentang melatih sepakbola," ujar Pikal di situs resmi Piala AFF. "Pelatih Riedl juga memilih untuk tidak menghadiri konferensi pers. Dia bilang itu tidak wajib buat dia jadi dia meminta saya untuk hadir dan mempercayakan saya berbicara atas nama tim.

Perjalanan karir pria yang lahir di Vienna, Austria 43 tahun silam ini memang tak biasa. Ia sempat menjadi pesepakbola dengan berkarir bersama klub divisi tiga SR Donaufeld.

Sayangnya ia harus mengakhiri karirnya akibat menderita patah engkel pada usia 22 tahun. Dengan uang seadanya, Pikal berkeliling dunia sebelum akhirnya berlabuh di Bali. Di Pulau Dewata ia bertemu dengan wanita Indonesia yang kemudian menjadi istrinya. Pikal lantas memulai hidupnya yang baru dengan merintis bisnis tekstil.

Selama 10 tahun ia tak menyentuh soal sepakbola. Namun berkat pertemuannya dengan Dick Buitelaar mantan pelatih PS Perseden Denpasar, Pikal kembali terlibat dengan si kulit bundar.

"Saya tak terlibat dengan sepakbola selama 10 tahun tapi pada 1999, saya melatih di Bali. Dick Buitelaar mantan pelatih NAC Breda di Eredivisie yang ketika itu melatih Perseden Denpasar mengatakan kalau saya punya bakat melatih dan ia mendorong saya untuk mendapatkan sertifikat pelatih," sambung dia.

Sejak saat itu Pikal lantas menekuni bidang kepelatihan dengan melatih sejumlah klub di Bali. Ia lantas menimba ilmu kepelatihan di klub-klub top Eropa termasuk Arsenal, Aston Villa dan Ajax Amsterdam dan kini telah memiliki 20 sertifikat kepelatihan. Awal perkenalannya dengan Riedl bermula dari seorang teman pada 2008. Riedl yang ketika itu masih melatih klub Vietnam Haipong tertarik dengan "presentasi" Pikal melalui kepingan dvd.

Pikal kemudian menghabiskan waktu bersama Riedl selama dua pekan untuk belajar teknik kepelatihan dan keduanya menjadi teman akrab. Riedl lantas berjanji akan menghubunginya jika jadi bekerja di Indonesia. Dua tahun kemudian, Riedl menerima tawaran untuk menjadi pelatih timnas Indonesia dan ia menunjuk Pikal sebagai asistennya.

Sebelum menempati jabatannya ini, Pikal memang sudah cinta dengan sepakbola Tanah Air. Ia mengaku mengetahui seluruh pemain lewat Liga Indonesia yang ditontonnya lewat televisi.

Dalam urusan sepakbola, Pikal menjunjung prinsip displin dan kerja keras dalam latihan dan bermain. Namun di luar itu, Pikal merasa seorang Indonesia yang wajib membawa nama harum bagi "negaranya."

"Saya telah bermukim disini selama 20 tahun, menikah dengan orang Indonesia, punya anak-anak Indonesia dan mencintai negara dan orang-orang disini. Untuk membantu Indonesia memenangi Piala AFF akan sangat berarti buat saya."

( rin / a2s )

No comments:

Post a Comment